ULAON ADAT MANGIDO TANGIANG

Prosesi pasahat ulos Saput dan kain putih dari Tondong Pamupus

Sesuai kesepakatan antara Keluarga Manihuruk, selaku SUHUT dengan Tondong Pamupus/Tulang, Tondong Jabu/Hulahula, Tondong ni Tondong/Tulang Rorobot pada acara pangarapoton tanggal 11 Februari 2023 di RD RS Primaya (semula RS Cikini) bahwa tingkat/jenis adat parpudi Alm. Jhony Ruben Manihuruk disebut Mangido Tangiang, sesuai dengan jujur ngolu/riwayat hidup dimana Alm. meninggalkan ister boru Sipayung, anak 3, semuanya laki laki, belum menikah. Status meninggal belum bisa ditingkatkan ke jenjang satu tingkat lebih tinggi, SARIMATUA,  dengan alasan belum punya cucu dan atau belum ada Hulahula Anak Manjae. Artinya dalam acara tersebut tidak ada ulos holong, kecuali ulos Saput dan Ulos Tujung bagi Inang yang telah menjanda.

Ompung mereka, Oppu Bakkurung, generasi ke-5 telah merantau ke Simalungun dengan menyesuaikan marga yang ada di Simalungun, yaitu marga Saragih (Manihuruk), sehingga adat parpudi kepada Alm dilaksanakan dengan adat Simalungun. Selain Ulos Saput ada tambahan kain putih yang disematkan ke jenazah Alm. sementara ulos saput tidak sempat disematkan ke jenasah karena ketika Tulang Pamupus, Raja Girsang hendak manguloshon, sudah langsung diseruduk oleh anak-anak Alm. dan langsung ditempelkan ke badan anak Alm, sebagai bukti bahwa hubungan kekerabatan dengan marga Girsang tidak terputus karena kepergian Alm Orangtua mereka. Dengan ini Admin/Pengurus Punguan PRSBB Jabodetabek menyampaikan: Semoga Keluarga tabah dan cepat terhibur. Tuhan Yesus Memberkati. Amin

Suhut Mangampu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *