BERE NI MANIHURUK

Sabtu, 09 November 2024;

Sesuai Kalender Adat Online Keluarga Manihuruk, khususnya yang di Jabodetabek, bahwa Bere ni Manihuruk menerima pemberkatan nikah : Norman Impol Hasonangan Sitinjak dengan Martha Nydia br Sitanggang di Gereja HKBP Sutoyo Jln. Perindustrian No. 11 Kb. Pala Kec. Makasar Jakarta Timur. Dan setelah  pemberkatan acara dilanjutkan dengan adat pernikahan Batak Toba Pukul : 11.00 WIB di Gedung Pertemuan Prasetya Jln. Jati Kramat Pondok Gede Kota Bekasi. Acara demi acara berjalan lancar mulai dari pihak par Anak, marga Sitinjak manjalo TUMPAK, marhata sinamot, par Boru manjalo Adat (dalam bentuk uang); Sinamot Todoan tu Suhi ni Ampang Naopat; 1. Sijalo Bara (Bapatua ni Boru Muli) 2. Simolohon (Ibotoni Boru Muli) 3. Pariban/Parorot (Kakak/Namboru ni Boru Muli) 4. Upa Tulang ni Boru Muli (marga Hutauruk) dan Panandaion sesuai kesepakatan kedua belah pihak SUHUT. (jumlah panjouon). Dan terakhir jambar na gok tu Tulang ni Pangoli/Hela ni par Boru, marga Sitanggang dalam bahasa Adat disebut Titi Marangkup dalam hal ini marga Manihuruk gabe sijalo Titi Marangkup.

Kemudian sebagai konsekuensi adat Batak Toba, seperti hata ni Natuatua bahwa jika menerima Adat maka pihak Penerima harus memberi Adat pula. Molo mananggal ingkon manapol.

Pihak par Boru sudah menerima Adat (baca: uang) dari pihak par Anak, Sinamot dstnya maka pihak par Boru membalas adat yang telah mereka diterima dalam bentuk Ulos Herbang, sejumlah kesepakatan ketika Marhusip sebelum pemberkatan. Penerima Ulos Herbang tersebut adalah Keluarga Suhut par Anak, marga Sitinjak mulai dari Suhi ni Ampang Naopat; Adapun sebutan Suhi Ni Ampang Naopat berbeda sebutannya dengan pihak par Boru.

Ulos Herbang : Suhi ni Ampang Naopat: 1. Passamot (Orangtua Pengantin Lelaki) 2. Pamarai (Amangtua/Amanguda ni Pengantin Lelaki) 3. Haha ni Hela/Simanggokhon (Abang Pengantin Lelaki) 4. Sihutti Ampang (Lae/Ito ni Pengantin Lelaki). Kalau Ulos Hela tidak masuk dalam kelompok Suhi ni Ampang Naopat. Ulos tersebut adalah Surung-surung ni Simatuana/Mertuanya kepada Hela/Borunya. Ulos Herbang berikutnya ke-5 dstnya sama jumlah dengan adat yang telah diterima oleh par Boru, Biasanya sudah ada Daftar Keluarga atas kesepakatan Haha Anggi bersama Suhut.

Dengan ini atas nama Tim Admin menyampaikan : Selamat Menempuh Hidup Baru : NORMAN DAN MARTHA. Semoga tetap bahagia, harmonis sampai Saurmatua. Amin

Suhut par Anak: M. Sitinjak/L.br. Manihuruk (Opnisi Gracia) – Cawang Jakarta Timur.

Suhut parboru Y.Z.Sitanggang (alm)/Y. br Hutauruk sian Tangerang.

DUA KELUARGA BARU

Tanggal 26 Oktober 2024 ada dua kegiatan Keluarga Manihuruk yang sampai ke meja Admin, sesuai Kalender Adat Online yaitu;

Pemberkatan dan Pesta Unjuk di Jakarta

  1. Di Jakarta; Keluarga Manihuruk dengan marga Harianja selaku par Anak dan sekaligus sebagai Bolahan Amak/Tuan Rumah atau dalam bahasa Adat disebut Ulaon Taruhon Jual; Par Boru yang datang ke rumah par Anak marga Harianja. Setelah pemberkatan Antonius Joe Harianja dengan Maria br. Manihuruk selesai mengikuti pemberkatan nikah di Gereja Katolik St. Gabriel Pulo Gebang Jakarta Timur, acara dilanjutkan di Gedung Graha Cibening Jln. Caman Raya Kota Bekasi. Acara adat berjalan lancar dan selesai pada pukul 18.30 WIB. Sedikit meleset dari perkiraan semula dikarenakan Peserta Adat khususnya Undangan dari par Boru, Manihuruk melebihi dari yang ditargetkan oleh pihak par Anak. Ini mungkin disebabkan oleh Suhut par Boru sangat aktif di paradaton dan juga sebagai Pengurus Punguan Pomparan Raja Simanihuruk, Boru Bere (Punguan PRSBB) baik Jabodetabek maupun Indonesia.
  2. Pesta Unjuk kedua terjadi di luar Jabodetabek yaitu di Kota Batam Provinsi Kepri. Di mana Suhut par Anak tinggal di Kota Batam, sementara Suhut par Boru adalah Ruas Punguan PRSBB Jabodetabek, tepatnya tinggal di Wilayah Bekasi 1, sehingga Rumang ni ulaon adat adalah Taruhon Jual juga. Selamat Menempuh Hidup Baru buat kedua Keluarga Baru.
  3. Pemberkatan dan Pesta Unjuk di Kota Batam

ANAK SORANG MAGODANG

Anak Sorang Magodang adalah bahasa Adat Batak Toba yang artinya harafiah; Lahir langsung besar. Tentu menjadi pertanyaan, kenapa bisa terjadi demikian. Seiring perkembangan zaman tentu secara alamiah akan berdampak juga terhadap interaksi sosial seperti pergaulan sesama anak muda (baca; pemuda pemudi). Dan ada pepatah mengatakan; garam di laut, asam di gunung bertemu dalam kuali, kira-kira demikian menjadi dasar pergaulan antara seorang Boru Batak Toba yang mendapat jodoh Anak sileban jauh dari benua Eropa. Memang ada 3 hal yang tidak pasti dalam pergaulan Kita  sebagai umat yang percaya kepada Sang Pencipta bahwa jodoh adalah di tangan Tuhan, kemudian ketidakpastian berikutnya adalah rejeki dan umur, hanya kita selaku Umat yang percaya kepada-Nya, Kita hanya bisa bermohon; Tuhan berilah kami rejeki, berilah kami umur panjang, berilah jodoh saya. Ya seperti itulah kira-kira pola pikir yang menjadi latarbelakang hubungan si Lola Lolyta Boru Simatupang dengan Anak Sileban.

Lantas apa hubungannya dengan boru Simatupang dengan marga Simanihuruk? Jadi begini; si Lola br. Simatupang sudah lama berhubungan dengan si Hugh Reaburn dan sudah saling jatuh cinta dan hubungan tersebut akan ditingkatkan menuju rumah tangga dengan adat Batak Toba setelah menerima pemberkatan nikah. Padahal jika mereka ingin maradat Batak Toba, kedua pengantin harus memiliki marga. Nah si Hugh Reaburn harus diangkat marga. Lantas pertanyaan berikutnya, ke marga apa si Hugh Reaburn diangkat marga? Sesuai petunjuk para Leluhur kita, solusinya adalah si Hugh Reaburn akan diangkat ke marga Suami Namborunya Si Lola. Dalam hal ini marga suami namboru si Lola adalah marga Simanihuruk.

Ir. Togar Simanihuruk/F.M br. Simatupang, S. Pd (Am. Ester)

Maka Sabtu, 12 Oktober 2024 di Pekanbaru Riau dilaksanakan acara patampe marga (mengangkat marga) kepada Hugh Reaburn menjadi marga Simanihuruk yang ditetapkanlah oleh Para Natuatua Simanihuruk, Haha Anggi, Dongan Sahuta, Hulahula yang menjadi Tulangnya si Hugh Reaburn. Dengan demikian telah resmi si Hugh Reaburn menjadi marga Simanihuruk, disebut peristiwa ini ANAK SORANG MAGODANG. Tentu sebagai konsekwensi kelahiran ini (baca; bayi) oleh Ibu Adat (Ibu Baru) menyuapinya, diberi minum, lalu digendong layaknya seorang anak baru lahir. Dan Klik Video ini