Indonesia kedatangan Tamu Istimewa yaitu Paus Franciskus, Kepala Negara Vatikan sekaligus sebagai Pimpinan Tertinggi Umat Katolik Dunia. Adapun kunjungan Paus di Indonesia mulai tangal 4 – 6 September 2024. Dan setelah kunjungan ke Indonesia Paus melanjutkan perjalanan Apostoliknya ke Papua Nugini.
Tanggal 5 September 2024 memimpin misa kudus di Stadion Gelora Bung Karno (Stadion GBK) yang dihadiri oleh perwakilan Umat Katolik dari luar Jabodetabek, termasuk Umat Katolik dari Pulau Samosir dengan armada Bus menuju Jakarta.
PAUS MEMBANTU TELADAN KESEDERHANAAN.
Tanpa penyambutan mewah, begitu pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus disambut saat mendarat di Indonesia. Tempat bermalamnya hingga 6 September mendatang pun terbilang sederhana, sebuah kamar di Kedutaan Besar Vatikan di Indonesia, bukan kamar berkelas president suites di hotel berbintang.
Perjalanan udara Paus dari Roma ke Indonesia pun tak kalah sederhana. Terbang selama 13,15 jam, ia lebih memilih menggunakan pesawat komersial, bukan jet pribadi. Dan, selama di Indonesia, Paus minta diantarkan menggunakan mobil yang dipakai rakyat Indonesia kebanyakan, bukan mobil mewah.
Begitulah permintaan khusus Takhta Suci Vatikan kepada panitia penyambutan di Indonesia. Padahal, Indonesia telah menyiapkan berbagai fasilitas nomor satu sesuai aturan protokoler kunjungan seorang kepala negara.
Permintaan itu terang saja bikin kita geleng-geleng kepala. Sebuah sikap sederhana dari seorang kepala negara yang juga pemimpin bagi umat Gereja Katolik Roma sedunia. Sikap penuh kesederhanaan itu ibarat oasis di tengah gersangnya kebersahajaan di negeri ini. Paus seakan ingin mengajarkan sebuah ilmu universal yang bernama kesederhanaan.
Prinsip hidup sederhana itu ditunjukkannya lewat keputusan pertamanya saat menjadi Paus, yakni menolak tinggal di apartemen Paus yang mewah di Istana Apostolik. Pilihan itu memberi pesan bukan kemewahan, melainkan kesederhanaan yang membawa kemuliaan hidup.
Paus Fransiskus juga menjadi contoh pemimpin yang tak suka akan protokol berlebihan. Protokol-protokol itu baginya justru hanya akan menjauhkan dia dari umatnya. Bagi Paus, fokus utama ialah pada pesan yang disampaikan, bukan pada kemewahan upacara atau tampilan luar.
Begitulah nilai-nilai yang dipegang teguh Paus Fransiskus, dan kita jadi malu dibuatnya. Indonesia yang sempat dikenal dengan rakyatnya yang berperilaku sederhana, kini tengah diterjang wabah pamer kemewahan. Tak sedikit pejabat tinggi bahkan hingga orang yang tak punya jabatan sekalipun berupaya untuk tampil di media sosial bersama kemewahannya.
Paus mengajarkan bahwa kebahagiaan hakiki adalah saat kita bisa merasa cukup dengan apa yang kita miliki dan menemukan kedamaian dalam kesederhanaan hidup.
Itulah keteladanan dari seorang pemimpin yang semestinya bisa menjadi inspirasi bagi para pemimpin bangsa, baik di tingkat nasional maupun global.
Sri Paus memberi teladan tentang autentiknya pemimpin dan kepemimpinan. Saat berkhotbah perihal perlunya empati terhadap mereka yang ditimpa kemalangan, Paus pun telah mengerjakan pesan itu terlebih dahulu dengan mempraktikkan hidup sederhana dan menolak kemegahan. Ia merupakan teladan satunya kata dan perbuatan.
Jangan sampai lupa, sikap sederhana itu justru datang dari seorang Paus yang terkenal akan pemikiran-pemikiran progresifnya.
Sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik di seluruh dunia, Paus Fransiskus mereformasi gereja Katolik dan menyesuaikannya dengan perkembangan peradaban, terutama ilmu pengetahuan. Paus juga tak bisa tinggal diam saat ketidakadilan dan penindasan terjadi di depan matanya. Terbaru, Paus Fransiskus lantang menyuarakan gencatan senjata dalam konflik Palestina-Israel.
Kedatangan Sri Paus Fransiskus ke Indonesia juga mesti dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk meningkatkan toleransi antarumat beragama. Penghargaan atas perbedaan yang menjadi takdir hidup di dunia harus terus digaungkan demi terciptanya kedamaian.
Selamat datang, Paus Fransiskus. Jangan lelah untuk terus mengajarkan teladan kesederhanaan. (Sumber: Editorial Metro TV).
Ketika memberkati Patung Yesus sekaligus pada kesempatan tersebut Paus disematkan Gotong dari budaya Simalungun.