MANGAIN BORU SORANG MAGODANG

Sabtu, 06 Mei 2023;

Adong do hata ni Natuatua na mandok; Hot pe jabui, hot doi margulang gulang, sian dia pe Bere mangalap boru, tong doi boru ni Tulang.

Pepatah inilah yang menjadi acuan untuk kegiatan adat antara Keluarga Manihuruk dengan marga Simanjuntak sebagai Hulahula ni Keluarga Ir. Jonly Manihuruk/br. Simanjuntak (Am. Dion – Pondok Bambu Jakarta Timur) selaku SUHUT pada acara tersebut, yang berencana menikahkan anaknya nomor satu, Dion Manihuruk.

Dion Manihuruk telah menjalin hubungan dengan boru sileban, yang tidak punya marga, bukan orang Batak Tapanuli, Anggie Hendrata dari Kota Madiun Jawa Timur, dimana kedua insan ciptaan Tuhan ini, bahwa perjodohan mereka dapat dikatakan rahasia Tuhan Sang Pencipta. Tak satu pun kita manusia di atas bumi ini, tidak tahu jodoh seseorang, namun Kita hanya boleh bermohon kepada-Nya, Tuhan tunjukkanlah jodoh saya yang dapat mencintai saya untuk selama-lamanya.

Anggie Boru Simanjuntak dengan Dion Manihuruk

Setelah mereka sudah saling yakin satu dengan pasangannya, bahwa pernikahan mereka berdasarkan Adat Batak Toba, setelah sudah mendapatkan pemberkatan dari Gereja. Nah untuk itulah pada hari Sabtu, 6 Mei 2023 sepakat mengangkat marga kepada Anggie, menjadi Boru Simanjuntak, sebagai pilihan/permohonan prioritas pertama dengan alasan marha ibunda Dion adalah marga Simanjuntak. Jadi Dion dalam kekerabatan Batak hubungan mereka MARPARIBAN, mangalap boru Tulang. Kenapa harus dibuat/diangkat marga, karena dalam Adat Batak harus bermarga Batak baik par Boru maupun par Anak. Prosesi penyematan marga tersebut dalam bahasa Adat disebut MANGAIN bagi perempuan bukan orang Batak dan Patampe marga jika calon mempelai Laki-laki.

Setelah MANGAIN acara adat dilanjutkan dengan kegiatan Patua Hata Marhusip dengan tujuan Keluarga Manihuruk dengan marga Simanjuntak akan menyelenggarakan adat pernikahan secara Adat Batak Toba. Dan dalam acara ini ditentukan siapa yang menjadi Tuan Rumah dan lain-lain yang berkaitan dengan adat Batak Toba. Apa yang menjadi kewajiban dan hak kedua belah pihak, akan dibahas pada acara tersebut untuk dilakukan pada hari pemberkatan.

KEGIATAN KELUARGA MANIHURUK

Sabtu, 29 April 2023;

Sesuai agenda yang telah terjadwal masing-masing Keluarga antara lain, Keluarga Marudin Panjaitan/Murni br. Manihuruk (Op. Dean) dengan marga Simanjuntak sebagai par Anak telah melaksanakan pesta unjuk di Gedung Balai Pertemuan Graha Delima Jakasampurna Kota Bekasi, setelah Kapten Ckm Hendra H. Juda Sahat Tua Simanjuntak, SKM dengan dr. Marni  Widya br. Panjaitan, S. Ked telah menerima pemberkatan nikah Kudus di GPIB Jatipon Jatibening Pondokgede Kota Bekasi.

Ap. Intan Manihuruk pasahat Ulos Punguan didampingi oleh Op. Shevania

Posisi adat marga Manihuruk adalah sebagai Hulahula dari pihak par Boru, dalam hal ini marga Panjaitan. Hadir pula Pengurus Punguan Pomparan Raja Simanihuruk Boru Bere (Punguan PRSBB) Jabodetabek sekaligus menyampaikan ulos sebagai kewajiban Punguan. Dengan ini atas nama Punguan, menyampaikan SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU, teriring doa semoga menjadi Keluarga bahagia dan harmonis sampai Saurmatua. Amin

Kegiatan kedua adalah Mangain, Marhusip, Marria Raja kaitannya dengan Ulaon Adat Keluarga Raja Sipakko Napitupulu (par Anak) naeng pasahat Sulang-Sulang Pahompu. Sebelum dimulai acara mangarangrangi ulaon adat terlebih dahulu Boru Sorang Magodang diangkat, disahkan menjadi Boru Manihuruk oleh Perwakilan par Ompu-Ompu didampingi oleh Pengurus Punguan PRSBB Jabodetabek. Setelah Saskia Putri Aldiani menjadi Saskia Putri Aldiani Ronauli Boru Manihuruk, maka acara adat sudah boleh dimulai sesuai dengan Adat Batak (Toba), dengan menyambut kedatangan Keluarga Raja Sipakko Napitupulu ke Rumah Keluarga Manihuruk untuk merencanakan pesta Adat Pasahat Sulang-Sulang Pahompu, biasa disebut dalam bahasa Adat.

Kegiatan ketiga pada hari yang sama, Punguan juga melaksanakan kewajibannya dengan berkunjung ke Keluarga Op. Samuel Doli di Tanah Merdeka Kp. Rambutan Jakarta Timur Dua. Pada kunjungan kasih tersebut Punguan menyerahkan tali kasih sesuai AD ART dan ganti ilu manetek yang tersisa.

Kegiatan ketiga di hari yang sama di Hotel Jhon Pardede Jln. Raden Saleh Jakarta Pusat sebagai pengganti/sikkat ni bagas ni Suhut Keluarga Manihuruk, E. P. Manihuruk/br. Sihaloho (Ap. Jessica) tinggal di Kranji Kota Bekasi.

Ada pun Kegiatan dimaksud adalah Mangain, Marhusip Pasadatahi, Marriaraja kaitannya persiapan Ulaon Adat Pasahat Sulang-Sulang Pahompu dari Keluarga Raja Sipakko Napitupulu, yaitu Bere ni Manihuruk marga Napitupulu menikah dengan perempuan bukan orang Batak. Marga Napitupulu hendak bayar utang adat maka terlebih dahulu dilaksanakan penetapan/mengangkat marga menantu marga Napitupulu yaitu orang Minang menjadi Boru Manihuruk. Mengingat kata para Leluhur bahwa; Hot pe jabu, hot margulang gulang, sian dia pe Bere mangalap boru, tong doi boru ni Tulang. Maka dengan demikian Saskia Putri Aldiani diangkat menjadi Boru Batak dengan nama baru: Saskia Putri Aldiani Ronauli boru Manihuruk.

Saskia Ronauli boru Manihuruk bersama Orangtuanya setelah lahir besar.

Setelah resmi menjadi Boru Batak maka kegiatan dilanjutkan dengan Marhusip Pasadatahi untuk persiapan pelaksanaan adat pada hari yang telah ditentukan oleh kedua pihak Keluarga Manihuruk dan Raja Sipakko Napitupulu. Kemudian pada hari itu dilaksanakan pembagian tugas yang lazim disebut Martonggo Raja bagi keluarga yang menjadi Tuan Rumah, Marriaraja bagi keluarga yang mendatangi pihak Tuan Rumah dalam hal ini marga Napitupulu.

KUNJUNGAN KASIH

Sabtu, 22 April 2023. Keluarga Manihuruk Jabodetabek, yang difasilitasi oleh Pomparan ni Op. Frengky mengadakan kunjungan kasih padashon apoh apoh hubani Keluarga Alm. St. Muda Saragih Manihuruk (Op. Naomi Doli, 80 tahun, meninggal 18 Maret 2023 di P. Siantar) di rumah Keluarga Pdt. Novel Saragih Manihuruk/br. Siagian di Kebon Pala Halim Perdanakusumah Jakarta Timur. Turut dalam kunjungan tersebut Pengurus Wilayah Jakarta Timur 1 dan Punguan PRSBB Jabodetabek.

Dari jujur ngolu (Riwayat Hidup) yang disampaikan oleh Amang Pdt. Novel, dapat dikategorikan jenis meninggal Op. Naomi Doli sudah Sayurmatua/Saurmatua karena anak-anaknya sudah menikah semua, punya keturunan serta Cucu dari anak Laki-laki dan Perempuan. Artinya Almarhum sudah mendapat berkat dari Tuhan.

Naum demikian bagi Keluarga kejadian tersebut tetap merasa kedukaan karena harus berpisah dengan Orangtua tercinta untuk selama-lamanya. Huta Simangonding hatubuan ni Parira, Lungun do roha Orangtua monding, nang pe naung Saurmatua. Sebagaimana motto Keluarga Manihuruk; saling Mengasihi, saling Membantu, saling Mendoakan (3M); maka melalui Punguan hadirlah Keluarga Manihuruk untuk menyampaikan turut berdukacita atas kepergian Op. Naomi Doli dan sekaligus menyampaikan apoh apoh/ penghiburan dengan harapan agar Keluarga yang ditinggalkan cepat terhibur dan makin semangat meraih cita-cita Orangtuanya.

Dan sebagai tanda bahwa Keluarga Manihuruk ikut mendoakan maka sesuai AD/ART Punguan menyampaikan pengganti karangan bunga dukacita kepada Keluarga Almarhum.